BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perusahaan listrik negara,
atau disingkat PLN, adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan
yang ada di Indonesia. Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad
ke 19, tepatnya tanggal 27 Oktober 1945 dengan nama Jawatan Listrik dan Gas,
dengan kapasitas sebesar 157,5 MW. (www.wikipedia.org/pln).
PLN merupakan satu-satunya
perusahaan yang bergerak dibidang ketenagalistrikan. Selama ini, pelanggan PLN
mendapat layanan listrik paskabayar, yaitu pelanggan menggunakan energi listrik
terlebih dulu dan membayar belakangan, yaitu pada bulan berikutnya. Sebenarnya,
listrik paskabayar ini menyisakan berbagai masalah setiap bulannya. PLN harus
mencatat meter, menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar oleh
pelanggan, melakukan penagihan kepada pelanggan yang terlambat atau tidak
membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen terlambat atau tidak
membayar rekening listrik setelah waktu tertentu.
Mengatasi masalah tersebut, PLN
mulai mencari alternative solusi dan pada tahun 2009 PLN mulai menawarkan
layanan alternative baru untuk pelanggan, yakni listrik prabayar. Layanan
listrik prabayar (LPB) merupakan pelayanan PLN dalam menjual listrik dengan
cara pelanggan membayar di awal. Seperti pulsa prabayar yang akrab dikenal
dikalangan pengguna handphone. Pelanggan
membeli sejumlah nilai tertentu sebelum menggunakan listrik dari PLN.
Layanan LPB diluncurkan
untuk menjawab keluhan masyarakat mengenai soal melonjaknya pemakaian listrik,
pembacaan meteran yang tidak benar, kedatangan petugas pencatatan meteran yang
dianggap mengganggu, juga soal pemadaman listrik akibat pelanggan telat
membayar. (www.tabloidnova.com/serba-serbi-listrik-prabayar). Dengan layanan
LPB diharapkan dapat mengatasi semua keluhan pelanggan dan mengontrol sendiri
pemakaian listriknya.
Namun, penawaran baik dari
PLN ini tidak serta merta disambut baik oleh masyarakat. Masih ada sebagian
masyarakat yang suka dengan listrik paskabayar, dengan alasan tidak mau terlalu
ribet dengan urusan listrik, ingin tahu beres, dan sebagainya. Oleh karena itu
pihak PLN harus bekerja ekstra untuk mengenalkan listrik prabayar kepada
seluruh lapisan masyarakat, khususnya daerah pedesaan.
Demikian halnya dengan PT
PLN (Persero) APJ Madura, harus benar-benar ekstra dalam mengenalkan dan
memasarkan kemudahan listrik prabayar kepada masyarakat. Saat ini, target
komposisi daya yang disediakan oleh PT PLN (Persero) APJ Madura untuk
pemasangan baru adalah sebanyak 32.650 rumah. Tapi dalam pelaksanaannya,
pencapaian pemasangan listrik prabayar melampaui 1.720 rumah. Jadi total
pemasangan baru istrik prabayar adalah 34.370 rumah.
Data PT PLN (Persero) APJ
Madura menyebutkan bahwa total pelanggan listrik saat ini adalah sebanyak
485.000 rumah. Dikurangi 34.370 rumah pelanggan baru yang sudah memasang
listrik prabayar, berarti masih ada 450.430 pelanggan lama yang menggunakan
listrik paskabayar. Hal inilah yang menjadi tugas PT PLN (Persero) APJ Madura
untuk mengalihkan para pelanggan lama tersebut untuk pindah dari listrik
paskabayar menuju listrik prabayar. Lebih tepatnya, PT PLN (Persero) APJ Madura
harus melakukan kegiatan pemasaran yang mengena di masyarakat dalam memasarkan
produk listrik prabayar.
Kegiatan
pemasaran umumnya memfokuskan diri pada produk, penetapan
harga, kebijakan ditribusi, dan cara promosi yang dalam hal ini dikenal sebagai bauran pemasaran.
Setelah perusahaan memutuskan strategi
pemasaran
kompetitifnya secara keseluruhan, perusahaan harus mulai menyiapkan perencanaan bauran
pemasaran yang rinci, yang selanjutnya
dipahami
sebagai bauran pemasaran.
Pengertian
bauran pemasaran menurut Kotler & Armstrong adalah seperangkat alat pemasaran taktis
dan terkontrol yang dipadukan oleh
perusahaan
untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Kombinasi dari strategi produk,
harga, promosi, dan distribusi dalam
mencapai
tujuan pemasaran dinamakan “Marketing Mix”
yang dikenal dengan strategi
4P (Product, Price, Promotion, and Placement)
dalam pemasaran merupakan
alat bagi produsen untuk mempengaruhi konsumen.
Menurut
Rismiati dan Suratno dalam bukunya Pemasaran Barang dan Jasa disebutkan tentang pengertian
marketing mix adalah sebagai kombinasi
dari
empat kegiatan perusahaan, yakni produk, struktur harga, sstem distribusi, dan kegiatan promosi.
Salah satu indikator berhasil tidaknya suatu
aktifitas
pemasaran dari suatu produk dapat dilihat dari besar kecilnya volume penjualan yang dicapai perusahaan
yang bersangkutan dalam suatu periode
berikutnya.
Umumnya bila volume penjualan yang diperoleh rendah maka keuntungannya akan rendah pula. Hal
ini mempunyai korelasi berbanding
lurus
antara volume penjualan dengan pendapatan sebuah perusahaan. Dan jika volume penjualan semakin lama semakin
meningkat terus, maka merupakan indikasi keberhasilan perusaan tersebut.
Berdasarkan latar belakang
tersebut, kali ini penulis ingin meneliti dengan judul Analisis pengaruh produk, harga, dan promosi terhadap keputusan
pelanggan memilih listrik prabayar di PT PLN (Persero) APJ Madura. Dalam
penelitian ini, variabel penelitiannya adalah bauran pemasaran yang terdiri
dari produk, harga, promosi, dan tempat. Namun dalam implementasinya penulis
hanya menggunakan variabel produk, harga, dan promosi, dan tidak menggunakan
variabel tempat. Alasan tidak mencantumkan variabel tempat adalah karena PLN
merupakan satu-satunya perusahaan penyedia listrik, jadi dimanapun tempat atau
keberadaannya selalu menjadi tujuan utama pelanggan listrik.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di
atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah :
1. Apakah produk, harga, dan promosi secara simultan
mempengaruhi keputusan pelanggan memilih listrik prabayar di PT PLN (Persero)
APJ Madura?
2. Apakah produk, harga, dan promosi secara parsial
mempengaruhi keputusan pelanggan memilih listrik prabayar di PT PLN (Persero)
APJ Madura?
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitiannya adalah
:
1. Untuk mengetahui pengaruh simultan produk, harga, dan
promosi terhadap keputusan pelanggan memilih listrik prabayar di PT PLN
(Persero) APJ Madura.
2. Untuk mengetahui pengaruh parsial produk, harga, dan
promosi terhadap keputusan pelanggan memilih listrik prabayar di PT PLN
(Persero) APJ Madura
1.4.
Tujuan Penelitian
1. Bagi penulis
Bisa mengaplikasikan
berbagai teori pemasaran yang telah diperoleh selama masa studi pascasarjana.
2. Bagi PLN
Bisa menjadi masukan pihak
perusahaan dalam melakukan tinjauan berbagai kebijakan mengenai listrik
prabayar.
3. Bagi lembaga pendidikan
Sebagai masukan dan tambahan
wawasan teori dan pengetahuan mengenai berbagai hal pemasaran dan listrik
prabayar.
4. Bagi pembaca
Sebagai masukan, acuan, dan
referensi bagi pembaca umumnya, dan khususnya bagi peneliti yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Pustaka
2.1.1.
Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran adalah
salah satu kegiatan-kegiatan pokok
yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang,
dan untuk mendapatkan laba. Proses
pemasaran
itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan.
Menurut Assauri (2002) kegiatan pemasaran perusahaan harus juga
memberikan kepuasan kepada konsumen
jika
menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap
perusahaan.
Secara
definisi, Kotler (2005) menyebutkan
bahwa manajemen
pemasaran adalah penganalisisan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan
pertukaran dengan pasar yang dituju
untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Perusahaan
yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran
merupakan
faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang
terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah
baru
ini disebut "Konsep Pemasaran”.
Dalam
menghadapi pasar sasarannya perusahaan memiliki seperangkat
alat-alat pemasaran yang sangat berperan untuk memperoleh dampak maximum terhadap pasar.
Alat-alat pemasaran tersebut terangkum
dalam
bauran pemasaran perusahaan.
2.1.2.
Bauran Pemasaran
Dalam rangka memuaskan konsumen
dalam menikmati hasil produksi
perusahaan,maka sudah barang tentu sebuah perusahaan akan melaksanakan evaluasi produk yang
diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar. Sesuai dengan hukum alam
bahwa produk yang mempunyai keunggulan
diatas produk lainnya dengan mengindahkan harga pasar, maka produk tersebut yang akan menguasai
pangsa pasar.
Banyak orang berpikir bahwa
sebuah produk merupakan tawaran berwujud,
namun produk sebenarnya lebih dari itu. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhan.
Produk-produk yang dapat dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang,
tempat, properto dan lain sebagainya.
Dalam menentukan kualitas produk atas
tingkatan atau hierarki nilai pelanggan.
Secara umum ada lima hierarki tingkatan produk yaitu tingkat yang paling mendasar adalah manfaat
inti, produk dasar, produk yang diharapkan,
produk yang ditingkatkan, calon produk. Tingkatan dasar dalam hierarki nilai pelanggan dalam
menilai suatu produk adalah manfaat inti (core benefit)
ialah layanan atau manfaatyangsesungguhnya secara mendasar dibeli oleh konsumen dalam hal ini pemasar bertindak sebagai penyedia
manfaat. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti
menjadi produk dasar
(basic product). Pada tingkat ketiga pemasar harus dapat menyiapkan produk yang diharapkan (expected
product), hingga dapat meningkatkkan
produk
menjadi seperti keinginan pelangan (augmented product).
Beberapa hal yang harus diperhatikan
mengenai strategi peningkatan produk, karena
dalam
proses peningkatan produk ini maka akan menimbulkan peningkatan biaya. Sama halnya dengan
meningkatnya manfaat yang diperoleh konsumen, karena
konsumen semakin mempunyai banyak pilihan produk sehingga pemasar harus mengoptimalkan biaya
produksi dengan hasilnya.Pada
tingkat kelima terdapat calon produk (potential product) yang meliputi segala kemungkinan
peningkatan dan perubahan yang mungkin akan
dialami
produk atau tawaran tersebut pada Masa yang akan datang. Disinilah peran penting perusahan untuk tetap
dapat merebut hati konsumen dengan
berbagai
cara baru untuk memuaskan konsumen
dengan berbagai perbedaan daya
tawarnya.
Dengan adanya bauran pemasaran
serta orientasi terhadap produk maka
diharapkan penerapan bauran pemasaran pada industri rumah tangga. Rona ini dapat meningkatkan volume
penjualan kripik buah. Sejauh ini
perusahaan
tersebut sudah mencoba pengembangan pangsa pasarnya dalam manajemen yang sederhana maka jika
industri rumah tangga. Rona ini mampu
menerapkan ke empat pilar bauran pemasaran ini maka akan tercapai hasil yang lebih maksimal.
Secara definitif,
Kotler (2005) menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Alat pemasaran tersebut
dapat dikelompokan menjadi empat
kelompok
variabel yang dikenal sebagai 4P yaitu: produk (product), harga (price), distribusi (place),
dan promosi (promotion). Keempat variabel tersebut
dapat dikombinasikan dan saling berkaitan satu sama lain sehingga keputusan disatu bagian akan
mempengaruhi tindakan dibagian lain,
sebagaimana
halnya konsep sistem.
1. Produk
Salah
satu komponen bauran pemasaran yang penting adalah produk. Dimana produk ini merupakan
hasil dari produksi sebuah perusahaan.
Kegiatan pemasaran dikatakan berhasil apabila perusahaan atau penjual mampu membujuk konsumen dan
akhirnya konsumen memutuskan dan
akhirnya konsumen memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan. Menurut Assauri (2002) produk adalah barang
atau jasa yang dihasilkan untuk
digunakan oleh konsumen guna memenuhi kebutuhannya dan memberikan kepuasan.
Produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
dipergunakan atau dikonsumsi dan yang
dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Perencana produk harus memikirkan produk pada 3 tingkat :
1. Produk inti
Jasa untuk memecahkan masalah atau manfaat inti yang
dicari konsumen, ketika membeli suatu produk. Hal ini didasarkan pada
pertanyaan “apa yang sebenarnya dibeli oleh pembeli”?
2. Produk aktual
Bagian dari produk, yang meliputi tingkat mutu, sifat,
rancangan, nama merek, dan pengemasan dan sifat lain yang dibangun untuk
memberikan manfaat produk inti.
3. Produk
tambahan
Produk ini bisa berupa pelayanan, servis, dan manfaat
lain yang diberikan kepada konsumen disekitar produk inti dan produk actual.
2. Harga
Dalam
bauran pemasaran (marketing mix) harga merupakan faktor penting
dalalm menentukan ranah pemasaran yang dialokasikan oleh sebuah perusahaan.
Dari keempat faktor yang menentukan marketing mix, harga merupakan
satu-satunya unsur yang memberikan pemasukan
atau
pendapatan
bagi perusahaan.
Menurut
Swastha (2000), harga dapat
didefinisikan sebagai sejumlah uang (ditambah beberapa barang
kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sebuah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya.
Dari
pengertian harga tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa harga
adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang. Demi
mendapatkan sebuah barang atau jasa yang diinginkannya seorang konsumen
harus rela membayar sejumlah uang. Hal ini juga harus diperhatikan
oleh perusahaan, jika perusahaan menetapkan harga yang tinggi
dengan maksud untuk menjadikan barang atau jasa produksinya dalam
kategori luxuries, maka harga yang semakin tinggi dapat menjadikan barang
itu akan semakin dicari konsumen, akan tetapi akan berbeda jika bidikan
barang yang digunakan untuk umum maka harga yang harus digunakanpun menyesuaikan dengan
kemampuan pasar. Adapun
tujuan penetapan harga adalah :
1. Bertahan
hidup
Jika perusahaan
menghadapi persaingan yang gencar, kapasitas
produk
yang berlebih, atau terus perubahan keinginan konsumen, maka perusahaan dapat menetapakan harga
jual yang rendah agar pabrik dapat
terus berproduksi dan persediaan bisa berputar. Perusahaan- perusahaan ini akan mampu bertahan
hidup dalam bisnisnya sepanjang harga
jualnya dapat menutup biaya variabel
saja.
2. Memaksimalkan
laba jangka pendek
Kebanyakan
perusahaan akan menentukan harga pada tingkat yang
nantinya akan menghasilkan keuntungan setinggi-tingginya. Mereka memperkirakan bahwa
permintaan dan biaya ada hubungannya
dengan
tingkat harga sehingga menetapkan tingkat harga tertentu untuk memperoleh keuntungan maksimal dan
arus kas. Dalam hal ini, perusahaan
lebih menenkankan keuntungan jangka pendek.
3. Unggul dalam
bagian pasar
Perusahaan –
perusahaan lain juga berusaha meraih pasar yang dominan.
Perusahaan yang memiliki bagian pasar yang dominan akan menikmati struktur biaya yang
rendah dan keuntungan jangka panjang
yang
tinggi. Perusahaan – perusahaan ini berusaha keras agar mendapat bagian pasar terbesar dengan cara
menurunkan harga jual serendah mungkin.
4. Unggul dalam
kualitas produk
Suatu perusahaan
mungkin berkeinginan menjadi pemimpin
dalam
hal kualitas produk di pasarnya. Umumnya, perusahaan ini menetapkan harga jual yang lebih tinggi
agar bisa menutup biaya penelitian
dan pengembanngan dan biaya-biaiya untuk menghasilkan mutu produk yang tinggi.
3. Promosi
Promosi
merupakan salah satu variabel marketing mix yang sangat penting yang dilakukan untuk
membuka pangsa pasar yang baru atau
memperluas
jaringan pemasaran. Sebagaimana Hurriyati mengatakan, promosi merupakan aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi/membujuk atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan
dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawrkan perusahaan
yang bersangkutan
(Hurriyati, 2005:58).
Dalam
pemasaran modern, produsen bukan saja bertanggung jawab menciptakan produk yang menarik
akan tetapi produsen harus juga dapat
berkomunikasi
dengan konsumennya yang diharapkan nanti bisa menjadi konsumen tetap. Dalam hal ini
diperlukan yang namanya komunikasi
pemasaran.
Dengan adanya komunikasi pemasaran, seorang produsen tidak akan kehilangan pangsa pasarnya
sehingga dapat meningkatkan volume
penjualan
barang produksinya. Menurut Kotler (2005), ada tiga tingkatan
tanggapan khalayak
sasaran atas informasi
pemasaran yang disampaikan para komunikator
pemsaran. Ketiga tingkatan tersebut adalah afektif, kognitif, dan keperilakuan.
Seperti
halnya dengan unsur bauran pemasaran yang lain, promosi juga mempunyai kombinasi dalam
menunjang pemasaran suatu produk atau
jasa.
Dalam hal ini kombinasi unsur promosi lebih dikenal dengan promotional mix atau
bauran promosi yang meliputi periklanan, personal selling,
publisitas dan promosi penjualan.
1. Periklanan
Periklanan
merupakan bentuk presentasi dalam promosi non pribadi
tentang ide, barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
2. Personal
selling
Personal selling
merupakan
presentasi lisan dan percakapan dengan
satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.
3. Publisitas
Publisitas
merupakan pembritahuan secara komersial di media massa atau sponsor secara non
pribadi dengan tujuan untuk mendorong
permintaan atas produk, jasa, atau ide perusahaan.
4. Promosi
penjualan
Promosi
penjualan merupakan kegiatan pemasaran selain periklanan,
personal selling, dan publisitas yang mendorong pembelian
barang oleh konsumen. Kegiatan promosi penjualan di antaranya pameran, peragaan,
demonstrasi dan sebagainya.
4. Tempat
Dalam
kombinasi bauran pemasaran yang mencakup empat komponen
pemasaran salah satunya adalah unsur tempat atau dalam beberapa buku banyak disebutkan
sebagai aspek distribusi. Hurriyati
(2005) menjelaskan untuk produk industri
manufaktur place diartikan sebagai
saluran
distribusi, sedangkan untuk produksi jasa place diartikan scbagai tempat pelayanan jasa.
Dalam
perekonomian sekarang ini, produsen tidak langsung menjual hasil produksinya ke konsumen. Akan
tetapi dalam mengembangkan pangsa
pasar,
produsen banyak melalui tahapan perantara untuk memMasarkan hasil produksinya.
Beberapa
perantara seperti pedagang besar dan pengecer yang membeli dan menjual kembali barang
dagangannya disebut pedagang perantara.
Selain perantara-perantara itu ada perantara lain guna menunjang pemasaran suatu produk
diantaranya makelar, agen penjualan,
dan
lain sebagainya.
a. Saluran distribusi untuk barang konsumsi
Perantara
yang melakukan fungsi penyaluran barang dari tangan konsumen ke tangan konsumen akhir
ada tiga macam, yaitu agen, pedagang
besar dan pengeer. Ada lima macam kombinasi saluran distribusi barang konsumsi.
1). Saluran distribusi langsung
Saluran
distribusi ini disebut sebagai saluran distribusi langsung
karena sebagai produsen langsung mendatangi konsumen.
2). Saluran distribusi menggunakan satu perantara
Bentuk saluran
distribusi ini menggunakan satu perantara yaitu pengecer
besar. Yang dimaksud dengan pengecer besar ini adalah pengecer yang melakukan pembellian
pada produsen untuk kemudian
menjualnya pada konsumen
akhir.
3). Saluran distribusi tradisional
Dalam saluran
distribusi semacam ini, produsen hanya
melayani
penjualan dalam jumlah besar kepada penjual besar saja dan tidak menjual kepada pengecer.
Pembelian oleh pengecer dilayani
oleh pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani oleh pengecer saja.
4). Saluran agen perantara
Dalam saluran
ini, produsen menggunakan agen sebagai
perantara
untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang
kemudian menjualnya kepada pengecer. Agen yang terlibat dalam saluran distribusi ini terutama
agen penjualan.
5). Saluran agen penyalur
Dalam saluran
distribusi ini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya.
Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran
distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama kepada pengecer besar.
b. Saluran distribusi untuk barang produksi
Ada empat macam kombinasi saluran pemasaran untuk
kelompok barang industri. Yaitu :
1). Saluran distribusi langsung
2). Saluran distribusi menggunakan satu perantara
distributor
3). Saluran penyalur. Saluran distribusi ini dapat
dipakai oleh perusahaan dengan pertimbangan bahwa unit penjualannya terlalu
kecil.
4). Saluran agen. Saluran distribusi semacam ini
dipakai oleh produsen yang memiliki departemen pemasaran. Juga perusahaan yang
ingin memperkenalkan barang baru atau memasuki daerah pemasaran baru.
Penentuan lokasi untuk pemasaran juga mempengaruhi
jumlah volume penjualan produk yang dihasilkan sebuah perusahaan. Oleh
karenanya, sebuah perusahaan akan mencari lokasi yang strategis untuk digunakan
sebagai lokasi produksi maupun lokasi distribusinya. Jika berdasarkan
penelitian pasar, telah diketahui daerah-daerah potensial sebagai tempat produk
yang dihasilkan perusahaan, maka yang terpenting adalah menentukan
daerah-daerah strategis tempat para perantara yang membantu menyalurkan barang
hingga sampai ke tangan konsumen.
2.1.3.
Keputusan Pelanggan Memilih Listrik Prabayar
1.
Perilaku Konsumen
Salah satu tujuan kegiatan
pemasaran adalah mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa
perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Hal ini sangat penting bagi seorang
manajer pemasaran atau mereka yang berkecimpung dalam bidang pemasaran untuk
memahami tentang perilaku konsumen.
Dengan memahamiperilaku
konsumen maka perusahaan dapat mengembangkan produk, menentukan harga,
menentukan tempat/lokasi, kegiatan pelayanan dan mempromosikan produknya secara
lebih baik. Disamping itu pula menentukan kebutuhan dari konsumen yang merasa
belum terpenuhi, yang selanjutnya memudahkan pihak perusahaan untuk
mengidentifikasi mengenai cara mengadakan segmentasi pasar
Mangkunegara (2000)
menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan
individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan
keputusan untuk mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang
dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Selanjutnya Engel, Blackwell
dan Miniard (2001) menyatakan bahwa perilaku konsumen sebagai tindakan yang
langsung terlibat dalammendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabisi produk dan
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi produk jasa relative sama dengan ketika mengkonsumsi produk yang
bersifat bukan jasa. Menurut Lovelock (2002), konsumen juga dihadapkan pada
suatu proses memilih, proses ketika terjadi konsumsi, dan proses setelah
konsumsi jasa. Berkaitan dengan konsumsi produk atau jasa terdapat 3 (tiga)
tahap yang akan dilalui oleh konsumen, yaitu :
1. Tahap
sebelum pembelian. Konsumen akan menggali informasi tentang produk serta
mendefinisikan tingkat kebutuhannya terhadap produk. Setelah mengidentifikasi
kebutuhan dan kemungkinan mencari alternative pilihan terhadap produk maka langkah
selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap beberapa alternative produk yang
ditawarkan oleh produsen.
2. Tahap proses pembelian. Pada tahap ini
konsumen telah dan sedang menilai manfaat yang sedang dirasakan dari produk
yang dikonsumsi. Produsen telah berupaya mewujudkan keinginan konsumen atau
pelanggan tersebut.
3. Tahap setelah pembelian. Pada
tahap ini konsumen telah mengkonsumsi produk, yang dilanjutkan dengan melakukan
penilaian tentang manfaat yang dirasakan dari produk tersebut. Jika produk
tersebut memberikan manfaat maka akan terjadi proses pembelian kembali.
Setidaknya, jika produk tersebut tidak menguntungkan, maka akan mempengaruhi
keputusan pembelian berikutnya.
2.
Keputusan Pelanggan Memilih
Keputusan pelanggan memilih disini diartikan oleh para
ahli sebagai keputusan membeli. Proses keputusan membeli bukan sekedar
didasarkan pada berbagai faktor yang akan mempengaruhi pembeli, melainkan
didasarkan pada peranan dalampembelian dan keputusan untuk membeli. Menurut Simamora
(2001) bahwa dalam keputusan membeli terdapat 5 (lima) peran, yaitu :
pemrakarsa, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli, dan pemakai.
Pemrakarsa adalah orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau
jasa tertentu. Pemberi pengaruh adalah orang yang pandangan atau nasehatnya
memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir. Pengambil keputusan adalah
orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian,
apakh membeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, dengan cara bagaimana
membeli, dan dimana akan membeli. Pembeli adalah orang yang melakukan pembelian
nyata. Pemakai adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau
jasa.
Menurut Tjiptono (2006) ada 5 (lima) tahap yang
dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu identifikasi kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian dan evaluasi
purnabeli. Setiap konsumen melalui kelima tahap ini untuk setiap pembelian
produk/jasa.
1. Identikasi
kebutuhan
Proses pembelian diawali ketika seseorang mendapatkan
stimulus (pikiran, tindakan atau motivasi) yang mendorong dirinya untuk
mempertimbangkan pembelian barang atau jasa tertentu. Stimulus mempengaruhi kebutuhan
seseorang akan produk atau jasa tertentu. Seorang konsumen akan merasakan
kebutuhan untuk membeli suatu produk atau jasa pada situasi shortage (kebutuhan yang timbul karena
konsumen tidak memiliki produk atau jasa tertentu) maupun unfulfilles desire (kebutuhan yang timbul karena ketidakpuasan
pelanggan terhadap produk atau jasa saat ini).
2. Pencarian informasi
Identifikasi masalah atau kebutuhan memerlukan solusi
yang biasanya berupa pembelian barang atau jasa. Sebelummemutuskan tipe produk,
merek spesifik, dan pemasok yang akan dipilih, konsumen biasanya mengumpulkan
berbagai informasi mengenai alternative yang ada. Pencarian informasi bisa
dilakukan secara pasif maupun proaktif. Dalam pencarian internal (pasif),
konsumen mengakses dan mengandalkan memorinya berkenaan dengan
informasi-informasi yang relevan menyangkut produk atau jasa yang sedang
dipertimbangkan untuk dibeli. Sedangkan dalam pencarian eksternal (proaktif),
konsumen mengumpulkan informasi-informasi baru melalui sumber-sumber lain
selain pengalamannya sendiri, misalnya bertanya kepada, membaca koran atau
majalah.
3. Evaluasi alternative
Setelah terkumpulnya berbagai alternative solusi,
kemudian mengevaluasi dan menyeleksinya untuk menentukan pilihan akhir. Proses
evaluasi bisa sistematis (menggunakan serangkaian langkah formal), bisa pula
non-sistematis (memilih secara acak atau semata-mata mengandalkan intuisi).
Bagaimana proses evaluasi yang terjadi di dalam diri konsumen hingga sampai
pada keputusan membeli? Sebenarnya sulit untuk mengetahuinya sebab kebanyakn
konsumen tidak melakukan proses tunggal. Menurut Simamora (2001) bahwa proses
evaluasi bisa dijelaskan dengan beberapa asumsi, yaitu :
Pertama,
diasumsikan
bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut. Konsumen yang berbeda
memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut apa yang relevan. Kedua, tingkat kepentingan atribut
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen
memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling
penting. Konsumen yang daya belinya terbatas, kemungkinan besar akan
memperlihatkan atribut harga sebagai yang utama. Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak
produk pada setiap atribut. Sejumlah kepercayaan mengenai merek tertentu
disebut brand image. Keempat, tingkat
kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut.
Misalnya seseorang ingin besarnya gambar dari televisi, maka kepuasan tertinggi
akan diperoleh dari televisi dengan ukuran paling besar. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda
melalui prosedur evaluasi.
4. Keputusan pembelian
Sejalan dengan evaluasi atas sejumlah alternative,
maka konsumen dapat memutuskan apakah produk atau jasa yang akan dibeli atau
yang diputuskan untuk tidak dibeli. Jika konsumen memutuskan untuk melakukan
pembelian, maka langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi terhadap produk
atau jasa tersebut setelah pembelian.
5. Evaluasi purnabeli
Setelah pilihan dibuat dan produk atau jasa dibeli
serta dikonsumsi, evaluasi purnabeli akan berlangsung. Dalam tahap ini,
konsumen mungkin mengalami disonansi kognitif (keraguan menyangkut ketepatan
keputusan pembelian). Pemasar biasanya berusaha meminimumkan disonasi kognitif
pelanggan dengan berbagai strategi, diantaranya melakukan kontak purnabeli
dengan pelanggan, menyediakan garansi dan jaminan, dan memperkuat keputusan
pelanggan melalui iklan perusahaan.
3.
Layanan Listrik Prabayar (LPB)
LPB adalah layanan terbaru dari
PLN dengan berbagai kelebihan dalam mengatur penggunaan energi listrik melalui
meter elektronik prabayar. Inovasi termutakhir yang berorientasi pada
kenyamanan pelanggan ini merupakan wujud penghargaan kepada pelanggan PLN.
Lewat prabayar,
pelanggan
lebih leluasa dalam mengendalikan pemakaian listrik, sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan. Dengan Stroom Steer Listrik Prabayar, menggunakan listrik
menjadi lebih
nyaman
dan lebih
terkendali. (www.pln.co.id).
Penghitungan KWH
Meter LPB sama saja dengan KWH Meter Analog (paskabayar) karena telah melalui
tahap standarisasi Tera (tidak lebih mahal) dan harga Rp/kWh Listrik Prabayar
sudah diatur dalam TDL 2010 yang dikeluarkan oleh menteri ESDM No. : 07 Tahun
2010. Yang akan menentukan hemat atau boros adalah 100 % perilaku pengunaan
peralatan listrik oleh pelanggan.
Dengan listrik prabayar, setiap pelanggan bisa
mengendalikan sendiri penggunaan listriknya sesuai kebutuhan dan kemampuannya.
Pada sistem prabayar, pelanggan
harus mengeluarkan uang atau membayar dulu energi listrik yang akan
dikonsumsinya. Besar energi listrik yang telah dibeli oleh pelanggan dimasukkan ke dalam Meter Prabayar (MPB) yang
terpasang dilokasi pelanggan melalui sistem ‘token’ atau stroom. (www.pln.co.id).
MPB menyediakan informasi jumlah energi listrik (kWh) yang masih bisa
dikonsumsi. Persediaan kWh tersebut bisa ditambah berapa saja dan kapan saja
sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Dengan demikian, pelanggan bisa lebih mudah mengoptimalkan konsumsi
listrik dengan mengatur sendiri jadwal dan jumlah pembelian listrik. Dengan sistem prabayar, pelanggan tidak perlu berurusan dengan pencatatan meter
yang bisasanya dilakukan setiap bulan, dan tidak perlu terikat dengan jadual
pembayaran listrik bulanan.
Seperti halnya pulsa isi ulang pada telepon seluler, maka pada sistem
listrik prabayar, pelanggan juga terlebih dahulu membeli token (voucher listrik
isi ulang) yang terdiri dari 20 digit nomor yang bisa diperoleh melalui gerai
ATM sejumlah bank atau melalui loket-loket pembayaran tagihan listrik online. Lalu, 20 digit nomor token tadi dimasukkan (diinput)
ke dalam kWh Meter khusus yang disebut dengan Meter Prabayar (MPB) dengan
bantuan keypad yang sudah tersedia di MPB. Nantinya, lewat layar yang ada di MPB akan tersajikan
sejumlah informasi penting yang langsung bisa diketahui dan dibaca oleh
pelanggan terkait dengan penggunaan listriknya, seperti :
-
Informasi jumlah energi listrik (kWH) yang dimasukkan
-
Jumlah
energi listrik yang sudah terpakai selama ini
-
Jumlah
energi listrik yang sedang terpakai saat ini
-
Jumlah
energi listrik yang masih tersisa.
Dengan menggunakan listrik prabayar, pelanggan
mendapatkan beberapa keuntungan, yaitu : (www.pln.co.id)
1. Pelanggan lebih
mudah mengendalikan pemakaian listrik.
Melalui meter elektronik prabayar dapat memantau
pemakaian listrik sehari-hari dan setiap saat. Di meter tersebut tertera angka
sisa pemakaian kWH terakhir. Bila dirasa boros, pelanggan dapat mengerem
pemakaian listriknya.
2. Pemakaian listrik dapat disesuaikan dengan anggaran
belanja.
Dengan nilai voucher bervariasi mulai Rp 20.000,0
sampai dengan Rp 1.000.000,- memberikan keleluasaan bagi pelanggan dalam
membeli listrik sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan (lebih terkontrol dalam
mengatur anggaran belanja keluarga).
3. Tidak akan terkena biaya keterlambatan.
Tidak ada lagi biaya tambahan bayar listrik
dikarenakan terbebani biaya keterlambatan akibat lupa bayar tagihan listrik.
4. Privasi lebih terjaga.
Untuk pelanggan yang menginginkan kenyamanan lebih,
dengan menggunakan listrik prabayar tidak perlu menunggu dan membukakan pintu
untuk petugas pencatatan meter karena meter prabayar secara otomatis mencatat
pemakaian listrik pelanggan (akurat dan tidak ada kesalahan pencatatan meter).
5. Jaringan luas pembelian listrik isi ulang.
Saat ini pembelian voucher listrik prabayar sudah bisa
didapatkan di lebih dari 30.00 ATM di seluruh Indonesia. Selain itu bisa juga
didapatkan di loket pembayaran listrik online.
6. Tepat digunakan untuk pelanggan yang memiliki usaha
rumah kontrakan dan kos.
Sebagai pemilik rumah atau kamar sewa, pelanggan tidak
perlu khawatir lagi dengan tagiah listrik yang tidak dibayar oleh penghuni
rumah kontrakan karena pemakaian listrik sudah menjadi tanggung jawab dan sudah
disesuaikan dengan kebutuhan penyewa.
Cara mengisi listrik prabayar :
1)
Membeli
voucher token di loket penjualan (kantor PLN, kantor pos, bank atau loket lain
yang ditunjuk) dengan membawa kartu identitas penggunaan listrik prabayar
(bentuk dan tampilannya mirip kartu ATM)
2)
Pelanggan
akan mendapatkan 20 digit di struk pembelian token sebagai kode voucher.
3)
Input/memasukkan
20 digit nomor token di meter prabayar melalui keypad yang ada di meter
4)
Meter
prabayar akan mengecek dan jika nomor token valid, layar meter menunjukkan
nilai kWH sesuai dengan yang dibeli. Jika meter bertuliskan GAGAL, supaya
diulangi.
5)
Pulsa
pun bertambah, atau jika listrik mati karena pulsa habis, maka langsung
menyala.
2.2.
Penelitian Terdahulu
1. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Merek Yamaha Mio
(Studi Kasus di PT. Alfa Scorpio Medan), Hariadi Ibiyanto, 2008.
Perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh gaya hidup, kelompok acuan, produk,
harga, dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek
Yamaha Mio di PT. Alfa Scorpio Medan. Tujuan dari penelitian adalah 1) untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya hidup, kelompok acuan, produk, harga
dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Yamaha
Mio di PT. Alfa Scorpio, 2) untuk mengetahui variabel yang dominan mempengaruhi
keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Yamaha Mio di PT. Alfa
Scorpio.
Metode penelitian menggunakan
pendekatan survey. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat
penelitian adalah penelitian menguraikan (explanatory).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang telah memberli
sepeda motor merek Yamaha Mio di PT. Alfa Scorpio Medan selama tahun 2007 yang
berjumlah 4.109. Penentuan sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga jumlah
sampel sebanyak 98 orang.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara serempak variabel gaya hidup, kelompok acuan, produk, harga, dan
promosi berpengaruh sangat signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli
sepeda motor merek Yamaha Mio. Secara parsial variabel gaya hidup, kelompok
acuan, dan harga berpengaruh signifkan terhadap keputusan konsumen dalam
membeli sepeda motor merek Yamaha Mio. Sedangkan variabel produk dan promosi
berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda
motor merek Yamaha Mio. Variabel yang dominan mempengaruhi keputusan konsumen
dalam membeli sepeda motor merek Yamaha Mio adalah variabel harga.
2. Penerapan Bauran Pemasaran
Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Produk Kripik Buah Pada Industri Rumah
Tangga Rona Kota Batu Malang, Khaerunnisa Tri Darmaningrum, 2010.
Fokus penelitian ini adalah,
pertama penerapan bauran pemasaran pada usaha rumah tangga kripik buah Rona
dalam menigkatkan volume penjualan, dan yang kedua adalah peluang dan tantangan
apa yang akan dihadapi oleh industri rumah tangga kripik buah Rona. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan bertahap
dengan menggunakan langkah-langkah editing, classifying, dan verifying. Setelah
melalui tahap pengumpulan dan analisis data temuan penelitian dapat disimpulkan
sebagai berikut: Penerapan strategi bauran pemasaran kripik buah Rona di desa
Torongrejo-Batu belum seluruhnya dilaksanakan. Ini dikarenakan dalam proses
pemasarannya masih menggunakan saluran distribusi sederhana. Strategi
unsur-unsur 4P yang seharusnya ada masih belum terlalu diterapkan, dikarenakan
beberapa faktor diantaranya; kurangnya mesin produksi, pemberian paten merk,
dan promosi keluar kota yang masih belum terlaksana. Adapun bauran pemasaran
yang belum dapat diterapkan yaitu aspek produk (merk, produk lini dan perijinan
nama produk), aspek tempat (saluran pemasaran), aspek promosi (advertising dan
public relation), aspek harga (harga yang terlalu tinggi). Dalam hal
peningkatan volume penjualan ditentukan tiap periodik dengan perhitungan
menjumlah produksi kripik buah yang keluar pada tahun sebelumnya diselisihkan
dengan tahun sesudahnya. Jika diterapkan dengan strategi bauran pemasaran, maka
peningkatan volume penjualan ini dapat dikatakan berhasil pada aspek produk dan
tempat. Penentuan keberhasilan dari aspek produk terlihat dari tetap
konsistennya industri mempertahankan citra produk yang mempunyai kualitas
tinggi dan dari aspek place, tempat yang dipilih sudah strategis karena
berdekatan dengan bahan baku pembuatan kripik buah.
Dalam penerapan bauran pemasaran
untuk meningkatkan volume penjualan dapat ditemukan beberapa faktor yang
membantu meningkatkan volume penjualan, yaitu aspek produk (produk yang
berkualitas tinggi), aspek tempat (tempat produksi yang mempunyai dua lokasi
mempermudah akses bahan pokok ke rumah produksi). Sedangkan untuk aspek harga
dan promosi, masih harus ada perbaikan dan peningkatan secara berkala.
2.3.
Kerangka Konseptual
Berdasarkan pada rumusan masalah dan berbagai teori
yang telah dijelaskan, maka kerangka konseptual penelitian digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.3.
Hipotesis
1. Produk, harga, dan promosi secara simultan mempunyai
pengaruh signifikan terhadap keputusan pelanggan memilih listrik prabayar di PT
PLN (Persero) APJ Madura.
2. Produk, harga, dan promosi secara parsial mempunyai
pengaruh signifikan terhadap keputusan pelanggan memilih listrik prabayar di PT
PLN (Persero) APJ Madura.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan jenis penelitian adalah
studi kasus yang didukung oleh survey dengan mengumpulkan data melalui
penyebaran kuesioner atau daftar pertanyaan tersusun kepada para responden.
Adapun sifat penelitian ini adalah penelitian eksplanatori yaitu penelitian
yang berusaha menjelaskan fenomena yang terjadi di objek penelitian.
3.2.
Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
Berdasarkan tujuan penelitian yang diajukan, maka
variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Variabel bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang tidak
dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri
dari :
-
produk (X1)
-
harga (X2)
-
promosi (X3)
2. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lain. Yang dimaksud variabel terikat adalah keputusan
pelanggan memilih listrik prabayar di PT PLN (Persero) APJ Madura.
Agar tidak terjadi kesalahfahaman mengenai pengertian
dan definisi masing-masing varibel tersebut, mka akan dijelaskan berikut ini :
1.
Produk
(X1) adalah sesuatu yang ditawarkan oleh perusahaan kepada calon konsumennya
untuk digunakan, dibeli maupun dimiliki yang dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Indikator yang digunakan adalah : kualitas, desain,
jaminan.
2.
Harga
(X2) adalah sejumlah nilai yang diperlukan untuk memperoleh suatu produk.
Indikator yang digunakan adalah tingkat harga pasang awal, harga token, biaya
rata-rata perbulan.
3.
Promosi
(X3) adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan
kelebihan-kelebihan produk dan membujuk konsumen untuk membeli produk yang
ditawarkannya. Indikator yang digunakan adalah iklan, personal selling, promosi penjualan.
4.
Keputusan
pelanggan (Y) adalah sikap atau tindakan yang dilakukan oleh konsumen dalam
menentukan pilihan dari beberapa alternative produk yang akan digunakannya.
Indikator yang digunakan adalah pengenalan masalah, pencarian informasi,
evaluasi.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pelanggan PT
PLN (Persero) APJ Madura, yang menjadi target pasang baru listrik prabayar,
yang berjumlah 450.430 orang pelanggan.
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang mempunyai
karakteristik tertentu (Umar, 2005:77).
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pelanggan PT
PLN (Persero) APJ Madura. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan rumus sederhana dari Slovin (dalam Sevilla, dkk,
2000). Adapun rumus yang dikembang oleh Slovin adalah :
n =
N
1 + N
(e2)
Dimana :
n =
jumlah sampel
N = jumlah seluruh anggota populasi
e = standar error/ tingkat signifikansi
Sehingga diketahui :
n =
450.430
1 + 450.430
(0,102)
= 99
Berdasarkan teknik pengambilan sampel dengan rumus
Slovin, maka didapatkan hasil bahwa sampel yang diambil adalah 99 orang.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu
teknik kuesioner dan teknik dokumentasi.
1.
Teknik
kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menyediakan sejumlah daftar
pertanyaan disertai jawabannya, yang diserahkan kepada sampel penelitian, untuk
diisi/dijawab sesuai dengan keadaan sebenarnya. Hasil kuesioner ini yang
nantinya akan diolah dengan program SPSS 16,0 untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
2.
Teknik
dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan studi
literatur dan berbagai pustaka mengenai segala hal yang berkaitan dengan penelitian.
3.5. Teknik Analisis Data
1.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrument
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
validitas instrument menunjukkan sejauhmana data tidak menyimpang dari gambaran
tentang variabel yang diteliti, dengan melihat Corrected Item-Total Correlation seperti yang dijelaskan oleh
Sugiyono dan Wibowo (2004). Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation lebih
besar dibandingkan 0,3.
Sedangkan
uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu.
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,6 (Nunnaly, 1969).
2.
Analisis Regresi Linier Berganda
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS versi
16,0. Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh produk,
harga,dan promosi terhadap keputusan pelanggan memilih listrik prabayar di PT
PLN (Persero) APJ Madura, baik secara simultan maupun secara parsial, dengan rumus
sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2
+ b3X3 + e
Dimana :
Y =
keputusan pelanggan
a =
konstanta
b =
koefisien regresi
X1 = produk
X2 = harga
X3 = promosi
e = standar
eror.
3.6. Pengujian Hipotesis
Pengujian
hipotesis dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah diajukan,
yaitu dengan uji F dan Uji t.
1. Uji F
Uji F adalah pengujian yang
dilakukan untuk membuktikan bahwa variabel bebas secara bersama-sama
mempengaruhi variabel terikat. Hipotesis diterima jika nilai F hitung mempunyai
tingkat signifkansi kurang dari 0,05.
2. Uji t
Uji t adalah pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat. Hipotesis diterima jika nilai t hitung
masing-masing variabel bebas mempunyai tingkat signifikansi kurang dari 0,05.
Posted by wiwien lindarto
Konsultan olah data & konsultan perpustakaan
083834917307
bermanfaat bgt nih,,
BalasHapusbisa untuk bahan referensi
referensine sopo?
Hapuswong dirimu njupuk manajemen keuangan ngono
yo wes,,, diwoco-woco ae
sip-sip cocok, aku jg lg ngambil tema ttg LPB nich..
BalasHapustapi kok g da daftar pustakanya.??
sori kelupaan
Hapussilahkan email saya di wiwienlindarto@gmail.com
jgn lupa sertakan identitas lengkap
(sekalian nyensus...hehehe)
Mba wiwien, boleh taukah hasil penelitiannya? saya mencantumkan penelitian mba utk tesis saya. terima kasih
BalasHapusaduh maaf, belum sempat publish
Hapusfile lupa naruh di external yg mana
3efek kebanyakan file =D