Organizational Citizenship Behavior (OCB) diartikan sebagai perilaku-perilaku
dari para pekerja yang melebihi yang disyaratkan oleh peran formalnya serta
tidak secara langsung dan eksplisit diakui oleh sistem kompensasi/reward yang resmi/formal, dan karenanya
memfasilitasi fungsi organisasi (Organ, 1998). OCB ini melibatkan beberapa
perilaku meliputi perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer untuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan-aturan
dan prosedur di tempat kerja. Perilaku ini menggambarkan “nilai tambah
karyawan” dan merupakan salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku
sosial positif, konstruktif dan bermakna membantu (Aldag dan Rescjhe, 1997).
Organ (1998)
mendefinisikan OCB sebagai perilaku individu yang bebas, tidak terkait langsung
atau ekplisit dengan sistem reward dan biasa meningkatkan fungsi efektif
organisasi. Organ juga mencatat bahwa OCB merupakan perilaku dan sikap yang
menguntungkan organisasi yang tidak bisa ditumbuhkan dengan basis kewajiban
peran formal maupun dengan bentuk kontrak atau rekompensasi.
Dari berbagai
definisi mengenai OCB yang telah dikemukakan diatas maka dapat diambil beberapa
pokok pemikiran sebagai berikut :
1. OCB merupakan perilaku atau tindakan yang bebas, yang
bersifat sukarela, bukan merupakan tindakan yang terpaksa, tidak untuk
kepentingan diri sendiri melainkan untuk kepentingan organisasi
2. OCB merupakan perilaku individu sebagai wujud dari
kepuasan berdasarkan performance, tidak diperintahkan secara formal
3. OCB tidak berkaitan secara langsung dan
terang-terangan dengan sistem reward yang formal.
Lebih lanjut Alison
(2001) mengemukakan bahwa terdapt lima dimensi primer dari OCB, yaitu :
1. Altruism, yaitu perilaku membantu karyawan lain tanpa ada
paksaan pada tugas-tugas yang berkaitan erat dengan operasional organisasi
2. Civic
virtue, yaitu perilaku
yang menunjukkan partisipasi sukarela dan dukungan terhadap fungsi-fungsi
organisasi baik secara profesional maupun sosial alamiah
3. Consencientiousness,
yaitu perilaku
yang berisikan tentang kinerja dari prasyarat peran yang melebihi standart
minimum
4. Courtesy,
yaitu perilaku
berbuat baik kepada orang lain dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan
dengan pekerjaan
5. Sportsmanship, yaitu berisi tentang pantangan-pantangan membuat
isu-isu yang merusak meskipun merasa jengkel.
Beberapa pengukuran
tentang OCB seseorang telah dikembangkan. Skala Morison (1995) merupakan salah
satu pengukuran yang sudah disempurnakan dan memiliki kemampuan psikometrik
yang baik (Aldag dan Resckhe, 1997). Skala ini mengukur kelima dimensi OCB
sebagai berikut :
1. Dimensi 1 : Altruism
a. Menggantikan rekan kerja yang tidak masuk atau
istirahat
b. Membantu orang lain yang pekerjaannya overload
c. Membantu proses orientasi karyawan baru meskipun tidak
diminta
d. Membantu mengerjakan tugas orang lain saat mereka tidak
masuk
e. Meluangkan waktu untuk membantu orang lain berkaitan
dengan masalah pekerjaan
f. Menjadi volunteer untuk mengerjakan sesuatu tanpa
diminta
2. Dimensi 2 : Civic
virtue
a. Menyimpan informasi tentang kejadian-kejadian maupun
perubahan dalam organisasi
b. Mengikuti perubahan dan perkembangan dalam organisasi
c. Membaca dan mengikuti pengumuman organisasi
d. Membuat pertimbangan dalam menilai apa yang terbaik
bagi organisasi
3. Dimensi 3 : Consencientiousness
a. Tiba lebih awal, sehingga siap bekerja pada saat
jadwal dimulai
b. Tepat waktu setiap hari
c. Berbicara seperlunya dalam percakapan di telepon
d. Tidak menghabiskan waktu pembicaraan diluar pekerjaan
e. Datang segera bila dibutuhkan
f. Tidak mengambil kelebihan waktu meskipun memiliki
ekstra 6 hari
4. Dimensi 4 : Courtesy
a. Memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi yang
membantu image organisasi
b. Memberikan perhatian terhadap pertemuan-pertemuan yang
dianggap penting
c. Membantu mengatur kebersamaan secara departemental
5. Dimensi 5 : Sportsmanship
a. Kemauan untuk bertoleransi tanpa mengeluh atau menahan
diri dari aktivitas-aktivitas mengeluh dan mengumpat
b. Tidak mencari dan menemukan kesalahan dalam organisasi
c. Tidak membesar-besarkan permasalahan diluar
proporsinya.
Tampaknya,
para ahli tertarik pada masalah OCB karena perilaku tersebut dianggap sangat
penting/vital terhadap fungsi organisasi. Anggapan ini terutama didasarkan atas
karya dari Katz (1964), yang menyatakan bahwa organisasi bergantung pada
kontribusi dari para karyawan yang bekerja melebihi apa yang semestinya
dituntut oleh tugas agar berfungsi secara efektif. Namun demikian, bertolak
belakang dengan berbagai kajian yang mengkaji tentang variabel antecedent dari OCB, hanya sedikit para
ahli yang telah melakukan investigasi tentang hubungan antara citizenship
behavior dengan kinerja organisasi. Lebih lanjut, hanya sedikit karya teoritis
yang ada yang menjelaskan mengapa OCB sangat esensial terhadap efektifitas
fungsi organisasi, atau bagaimana OCB pada akhirnya bisa berhubungan dengan
kinerja organisasi (organizational
performance). Dengan demikian, sementara peneliti menyatakan bahwa citizenship behavior meningkatkan
efektifitas organisasi karena ia memperlancar mesin dari organisasi, namun
basis teoritis yang mendasari pernyataan tersebut masih sangat lemah.
Posted by wiwien lindarto
Konsultan olah data & konsultan perpustakaan
083834917307
waaahhhh.... kereen mbak, boleh dong ajari akuu
BalasHapusmakasi say, baru blajar ini
BalasHapusmaaf mba boleh tau daftar pustaka nya
BalasHapusdaftar pustaka bisa browsing di google
HapusBaccarat - Best Online Casino in India
BalasHapusBaccarat is febcasino another popular card game that is 제왕카지노 played in multiple forms in casinos including the West Indies. The game is played with 5 players. 샌즈카지노