Kamis, 14 Juni 2012

Organizational Citizenship Behavior (OCB)


Organizational Citizenship Behavior (OCB) diartikan sebagai perilaku-perilaku dari para pekerja yang melebihi yang disyaratkan oleh peran formalnya serta tidak secara langsung dan eksplisit diakui oleh sistem kompensasi/reward yang resmi/formal, dan karenanya memfasilitasi fungsi organisasi (Organ, 1998). OCB ini melibatkan beberapa perilaku meliputi perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer untuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur di tempat kerja. Perilaku ini menggambarkan “nilai tambah karyawan” dan merupakan salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku sosial positif, konstruktif dan bermakna membantu (Aldag dan Rescjhe, 1997).
Organ (1998) mendefinisikan OCB sebagai perilaku individu yang bebas, tidak terkait langsung atau ekplisit dengan sistem reward dan biasa meningkatkan fungsi efektif organisasi. Organ juga mencatat bahwa OCB merupakan perilaku dan sikap yang menguntungkan organisasi yang tidak bisa ditumbuhkan dengan basis kewajiban peran formal maupun dengan bentuk kontrak atau rekompensasi.
Dari berbagai definisi mengenai OCB yang telah dikemukakan diatas maka dapat diambil beberapa pokok pemikiran sebagai berikut :
1.      OCB merupakan perilaku atau tindakan yang bebas, yang bersifat sukarela, bukan merupakan tindakan yang terpaksa, tidak untuk kepentingan diri sendiri melainkan untuk kepentingan organisasi
2.      OCB merupakan perilaku individu sebagai wujud dari kepuasan berdasarkan performance, tidak diperintahkan secara formal
3.      OCB tidak berkaitan secara langsung dan terang-terangan dengan sistem reward yang formal.
Lebih lanjut Alison (2001) mengemukakan bahwa terdapt lima dimensi primer dari OCB, yaitu :
1.      Altruism, yaitu perilaku membantu karyawan lain tanpa ada paksaan pada tugas-tugas yang berkaitan erat dengan operasional organisasi
2.      Civic virtue, yaitu perilaku yang menunjukkan partisipasi sukarela dan dukungan terhadap fungsi-fungsi organisasi baik secara profesional maupun sosial alamiah
3.      Consencientiousness, yaitu perilaku yang berisikan tentang kinerja dari prasyarat peran yang melebihi standart minimum
4.      Courtesy, yaitu perilaku berbuat baik kepada orang lain dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan
5.      Sportsmanship, yaitu berisi tentang pantangan-pantangan membuat isu-isu yang merusak meskipun merasa jengkel.
Beberapa pengukuran tentang OCB seseorang telah dikembangkan. Skala Morison (1995) merupakan salah satu pengukuran yang sudah disempurnakan dan memiliki kemampuan psikometrik yang baik (Aldag dan Resckhe, 1997). Skala ini mengukur kelima dimensi OCB sebagai berikut :
1.      Dimensi 1 : Altruism
a.       Menggantikan rekan kerja yang tidak masuk atau istirahat
b.      Membantu orang lain yang pekerjaannya overload
c.       Membantu proses orientasi karyawan baru meskipun tidak diminta
d.      Membantu mengerjakan tugas orang lain saat mereka tidak masuk
e.       Meluangkan waktu untuk membantu orang lain berkaitan dengan masalah pekerjaan
f.       Menjadi volunteer untuk mengerjakan sesuatu tanpa diminta
2.      Dimensi 2 : Civic virtue
a.       Menyimpan informasi tentang kejadian-kejadian maupun perubahan dalam organisasi
b.      Mengikuti perubahan dan perkembangan dalam organisasi
c.       Membaca dan mengikuti pengumuman organisasi
d.      Membuat pertimbangan dalam menilai apa yang terbaik bagi organisasi
3.      Dimensi 3 : Consencientiousness
a.       Tiba lebih awal, sehingga siap bekerja pada saat jadwal dimulai
b.      Tepat waktu setiap hari
c.       Berbicara seperlunya dalam percakapan di telepon
d.      Tidak menghabiskan waktu pembicaraan diluar pekerjaan
e.       Datang segera bila dibutuhkan
f.       Tidak mengambil kelebihan waktu meskipun memiliki ekstra 6 hari
4.      Dimensi 4 : Courtesy
a.       Memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi yang membantu image organisasi
b.      Memberikan perhatian terhadap pertemuan-pertemuan yang dianggap penting
c.       Membantu mengatur kebersamaan secara departemental
5.      Dimensi 5 : Sportsmanship
a.       Kemauan untuk bertoleransi tanpa mengeluh atau menahan diri dari aktivitas-aktivitas mengeluh dan mengumpat
b.      Tidak mencari dan menemukan kesalahan dalam organisasi
c.       Tidak membesar-besarkan permasalahan diluar proporsinya.
Tampaknya, para ahli tertarik pada masalah OCB karena perilaku tersebut dianggap sangat penting/vital terhadap fungsi organisasi. Anggapan ini terutama didasarkan atas karya dari Katz (1964), yang menyatakan bahwa organisasi bergantung pada kontribusi dari para karyawan yang bekerja melebihi apa yang semestinya dituntut oleh tugas agar berfungsi secara efektif. Namun demikian, bertolak belakang dengan berbagai kajian yang mengkaji tentang variabel antecedent dari OCB, hanya sedikit para ahli yang telah melakukan investigasi tentang hubungan antara citizenship behavior dengan kinerja organisasi. Lebih lanjut, hanya sedikit karya teoritis yang ada yang menjelaskan mengapa OCB sangat esensial terhadap efektifitas fungsi organisasi, atau bagaimana OCB pada akhirnya bisa berhubungan dengan kinerja organisasi (organizational performance). Dengan demikian, sementara peneliti menyatakan bahwa citizenship behavior meningkatkan efektifitas organisasi karena ia memperlancar mesin dari organisasi, namun basis teoritis yang mendasari pernyataan tersebut masih sangat lemah.


Posted by wiwien lindarto
Konsultan olah data & konsultan perpustakaan
083834917307


5 komentar:

  1. waaahhhh.... kereen mbak, boleh dong ajari akuu

    BalasHapus
  2. maaf mba boleh tau daftar pustaka nya

    BalasHapus
  3. Baccarat - Best Online Casino in India
    Baccarat is febcasino another popular card game that is 제왕카지노 played in multiple forms in casinos including the West Indies. The game is played with 5 players. 샌즈카지노

    BalasHapus